Jangan keburu berpikir Anda sudah tiada saat dampak perubahan iklim tiba di Indonesia. Temuan terbaru para peneliti yang diterbitkan di jurnal ilmiah Nature memprediksi bahwa perubahan itu rata-rata terjadi pada 2047. Bahkan, penelitian itu juga memprediksi kapan terjadinya perubahan suhu di beberapa kota secara spesifik, termasuk di Indonesia.
Seperti ditulis Washington Post, konsep 'climate departure' terjadi saat suhu terendah rata-rata dari tahun tersebut akan tetap lebih hangat dari rata-rata suhu tertinggi di tempat tersebut antara 1960-2005. Misalnya, yang terjadi di Washington DC yang diprediksi akan mengalami 'climate departure' pada 2047. Maka tahun terdingin di Washington DC setelah 2047 akan tetap lebih hangat dari tahun apapun sebelum 2005. Artinya setelah 2047, setiap tahun di Washington DC akan lebih panas dari tahun terpanas antara 1860-2005. Tak ada lagi suhu 'normal'.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Perubahan 'climate departure' itu akan terjadi sangat cepat, yaitu mulai pada 2020 di Manokwari dan di Jakarta pada 2029. Skenario ini dibayangkan terjadi tanpa ada upaya pengurangan gas karbon dioksida.
Manokwari bahkan termasuk satu dari tiga kota di dunia yang diprediksi paling awal mengalami 'climate departure' tersebut. Dua wilayah lainnya adalah Ngerulmud di ibu kota Palau dan Kingston, Jamaika. Dua-duanya akan mengalami 'climate departure' pada 2023. Jadi bisa dibilang Manokwarilah wilayah pertama di dunia yang mengalami 'climate departure'.
Berikut peta prediksi 'climate departure' di kota-kota di dunia jika tidak dilakukan upaya pengurangan emisi gas karbon dioksida:
Seperti ditulis Washington Post, konsep 'climate departure' terjadi saat suhu terendah rata-rata dari tahun tersebut akan tetap lebih hangat dari rata-rata suhu tertinggi di tempat tersebut antara 1960-2005. Misalnya, yang terjadi di Washington DC yang diprediksi akan mengalami 'climate departure' pada 2047. Maka tahun terdingin di Washington DC setelah 2047 akan tetap lebih hangat dari tahun apapun sebelum 2005. Artinya setelah 2047, setiap tahun di Washington DC akan lebih panas dari tahun terpanas antara 1860-2005. Tak ada lagi suhu 'normal'.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Perubahan 'climate departure' itu akan terjadi sangat cepat, yaitu mulai pada 2020 di Manokwari dan di Jakarta pada 2029. Skenario ini dibayangkan terjadi tanpa ada upaya pengurangan gas karbon dioksida.
Manokwari bahkan termasuk satu dari tiga kota di dunia yang diprediksi paling awal mengalami 'climate departure' tersebut. Dua wilayah lainnya adalah Ngerulmud di ibu kota Palau dan Kingston, Jamaika. Dua-duanya akan mengalami 'climate departure' pada 2023. Jadi bisa dibilang Manokwarilah wilayah pertama di dunia yang mengalami 'climate departure'.
Berikut peta prediksi 'climate departure' di kota-kota di dunia jika tidak dilakukan upaya pengurangan emisi gas karbon dioksida:
Tentu bukan hanya suhu yang jadi kekhawatiran, megapolitan di Cina, India, dan tentu saja Jakarta, akan menghadapi ancaman ketersediaan pangan, kekeringan,dan banjir.
Penelitian ini juga memberi analisis jika dilakukan upaya pengurangan emisi gas karbon dioksida. Maka, Manokwari tetap akan mengalami 'climate departure' meski ditunda sampai 2025 dan Jakarta pada 2042.
Berikut peta prediksi 'climate departure' jika upaya pengurangan emisi gas karbon dioksida dilakukan:
Penelitian ini juga memberi analisis jika dilakukan upaya pengurangan emisi gas karbon dioksida. Maka, Manokwari tetap akan mengalami 'climate departure' meski ditunda sampai 2025 dan Jakarta pada 2042.
Berikut peta prediksi 'climate departure' jika upaya pengurangan emisi gas karbon dioksida dilakukan:
Catatan Bu Indah SMA Negeri 1 Grati
0 comments:
Post a Comment