CATATAN BU INDAH, REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Misi Kepler dari badan antariksa Amerika Serikat (NASA) memastikan telah menemukan dua planet seukuran Bumi yang mengorbiti sebuah bintang seperti Matahari dalam sistem tata surya kita, demikian NASA seperti dikutip Reuters, Kamis (22/12)
NASA menyebut penemuan ini adalah tonggak bersejarah dalam misi pencarian planet-planet serupa Bumi.
Kedua planet yang dinamai Kepler-20e dan Kepler-20f ini adalah planet-planet terkecil di luar sistem tata surya yang dikonfirmasi mengelilingi sebuah bintang seperti Matahari, demikian NASA.
Kedua planet baru ini terlalu dekat ke bintang mereka untuk bisa disebut berada di zona layak ditempati kehidupan (habitable zone) di mana ada air likuid pada permukaan planet.
"Penemuan ini menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa planet-planet seukuran Bumi ada di sekitar bintang-bintang lain (di luar Matahari) dan bahwa kita mampu mendeteksinya," kata Francois Fressin dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics di Cambridge, Massachusetts.
Kedua planet baru ini diyakini sebagai planet berbatu. Kepler-20e agak lebih kecil dibandingkan Venus, dengan radius 0,87 kali dari jari-jari Bumi.
Kepler-20f sedikit lebih besar dibandingkan Bumi dengan jari-jari 1,03 kali jari-jari Bumi. Kedua planet ini berada di sistem beranggotakan lima planet yang dinamai dengan Kepler-20, sedangkan jaraknya adalah 1.000 tahun cahaya dalam konstelasi Lyra.
Kepler-20e mengorbiti bintangnya setiap 6,1 hari, sementara Kepler-20f mengorbit setiap 19,6 hari.Kepler-20f, yang bersuhu 800 derajat Fahrenheit, mirip dengan rata-rata hari planet Merkurius.
Suhu di permukaan Kepler-20e yang mencapai lebih dari 1.400 derajat Fahrenheit, bisa melelehkan kaca.
Teleskop ruang angkasa Kepler mendeteksi planet-planet dan calon planet dengan mengukur kekuatan cahaya lebih dari 150.000 bintang ketika planet-planet melintas di depan bintang-bintangnya. (*)
doc. Bu Indah SMA NEGERI 1 GRATI
Friday, December 23, 2011
Thursday, December 22, 2011
Download Latihan Soal UNAS
SMA GEOGRAFI
1. SMA GRATI Bu Indah Soal Geografi gasal 1
2. SMA GRATI Bu Indah Soal Geografi gasal 2
3. SMA GRATI Bu Indah Soal Geografi gasal 3
4. SMA GRATI Bu Indah Soal Geografi gasal 4
5. SMA GRATI Bu Indah Soal Geografi gasal 5
6. SMA GRATI Bu Indah Soal Geografi gasal 6
7. SMA GRATI Bu Indah Soal Geografi gasal 7
Catatan Bu Indah SMA GRATI
(Download latihan soal akan ditambah setiap hari) selalu Update di www.catatanbuindah.blogspot.com
1. SMA GRATI Bu Indah Soal Geografi gasal 1
2. SMA GRATI Bu Indah Soal Geografi gasal 2
3. SMA GRATI Bu Indah Soal Geografi gasal 3
4. SMA GRATI Bu Indah Soal Geografi gasal 4
5. SMA GRATI Bu Indah Soal Geografi gasal 5
6. SMA GRATI Bu Indah Soal Geografi gasal 6
7. SMA GRATI Bu Indah Soal Geografi gasal 7
Catatan Bu Indah SMA GRATI
(Download latihan soal akan ditambah setiap hari) selalu Update di www.catatanbuindah.blogspot.com
Saturday, December 17, 2011
Mendung Membuat Udara Semakin Panas
Pada saat mendung, uap air berubah dari fasa gas menjadi fasa cair. Pada proses ini dilepaskan sejumlah kalor ke udara (sesuai diagram tingkatan energi pada perubahan fasa zat). Awan mendung biasanya tidak terlalu tinggi dibandingkan awan putih, oleh karena itu semakin dekat jaraknya ke permukaan bumi, efek panas yang dilepaskan semakin terasa. Kondisi ini akan lebih panas jika sebelumnya matahari bersinar terik, sehingga panas yang kita rasakan adalah akumulasi dari pelepasan energi dari perubahan fasa tersebut dengan energi sisa yang dipancarkan bumi.
Catatan Bu Indah SMA NEGERI 1 GRATI
Thursday, December 15, 2011
PETIR
Petir atau halilintar adalah gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan di mana di langit muncul kilatan cahaya sesaat yang menyilaukan biasanya disebut kilat yang beberapa saat kemudian disusul dengan suara menggelegar sering disebut Guruh. Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya.
Petir merupakan gejala alam yang bisa kita analogikan dengan sebuah kapasitor raksasa, dimana lempeng pertama adalah awan (bisa lempeng negatif atau lempeng positif) dan lempeng kedua adalah bumi (dianggap netral). Seperti yang sudah diketahui kapasitor adalah sebuah komponen pasif pada rangkaian listrik yang bisa menyimpan energi sesaat (energy storage). Petir juga dapat terjadi dari awan ke awan (intercloud), dimana salah satu awan bermuatan negatif dan awan lainnya bermuatan positif.
Petir terjadi karena ada perbedaan potensial antara awan dan bumi atau dengan awan lainnya. Proses terjadinya muatan pada awan karena dia bergerak terus menerus secara teratur, dan selama pergerakannya dia akan berinteraksi dengan awan lainnya sehingga muatan negatif akan berkumpul pada salah satu sisi (atas atau bawah), sedangkan muatan positif berkumpul pada sisi sebaliknya. Jika perbedaan potensial antara awan dan bumi cukup besar, maka akan terjadi pembuangan muatan negatif (elektron) dari awan ke bumi atau sebaliknya untuk mencapai kesetimbangan. Pada proses pembuangan muatan ini, media yang dilalui elektron adalah udara. Pada saat elektron mampu menembus ambang batas isolasi udara inilah terjadi ledakan suara. Petir lebih sering terjadi pada musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang lebih tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir. Karena ada awan bermuatan negatif dan awan bermuatan positif, maka petir juga bisa terjadi antar awan yang berbeda muatan.
Riset awal
Pada awal penyelidikan listrik melalui tabung Leyden dan peralatan lainnya, sejumlah orang (Dr. Wall, Gray, Abbé Nollet) mengusulkan spark skala kecil memiliki beberapa kemiripan dengan petir.
Benjamin Franklin, yang juga menemukan penangkal petir, berusaha mengetes teori ini dengan menggunakan sebuah tiang yang didirikan di Philadelphia. Selagi dia menunggu penyelesaian tiang tesebut, beberapa orang lainnya (Dalibard dan De Lors) melakukan di Marly di Perancis apa yang kemudian dikenal sebagai eksperimen Philadelphia yang Franklin usulkan di bukunya.
Franklin biasanya mendapatkan kredit untuk menjadi yang pertama mengusulkan eksperimen ini, karena dia tertarik dalam cuaca.
Riset modern
Meskipun eksperimen dari masa Franklin menunjukkan bahwa petir adalah sebuah discharge dari listrik statik, hanya ada sedikit peningkatan dalam teori ini selama lebih dari 150 tahun. Pendorong untuk riset baru berasal dari bidang teknik tenaga: jalur transmisi tenaga digunakan dan teknisi ingin mengetahui lebih banyak tentang petir. Meskipun sebabnya diperdebatkan (dan masih berlanjut sampai sekarang), riset menghasilkan banyak informasi baru tentang fenomena petir, terutama jumlah arus dan energi yang terdapat.
Perlindungan terhadap Sambaran Petir
Manusia selalu mencoba untuk menjinakkan keganasan alam, salah satunya adalah bahaya sambaran petir. Ada beberapa metode untuk melindungi diri dan lingkungan dari sambaran petir. Metode yang paling sederhana tapi sangat efektif adalah metode Sangkar Faraday. Yaitu dengan melindungi area yang hendak diamankan dengan melingkupinya memakai konduktor yang dihubungkan dengan pembumian.
petir sambar Pentagon City di Arlington County, Virginia
Cloud to cloud lightning
Referensi
Alex Larsen (1905). "Photographing Lightning With a Moving Camera". Annual Report Smithsonian Institute 60 (1): 119-127.
Anna Gosline (May 2005). "Thunderbolts from space". New Scientist 186 (2498): 30-34.
Catatan Bu Indah GEOGRAFI SMA Negeri 1 GRATI
Sunday, December 11, 2011
Bumi Bisa Alami Perubahan Iklim Yg Membahayakan
Sebuah studi baru yang dilakukan Badan Antariksa Amerika (NASA) memperingatkan bahwa bumi abad ini bisa mengalami perubahan iklim yang cepat dan membahayakan jika tingkat pemanasan global yang diakibatkan perbuatan manusia mencapai apa yang diakui secara internasional sebagai "batas aman" yaitu 2 derajat Celcius.
Para periset NASA memeriksa kondisi iklim prasejarah selama periode interglasial terakhir - waktu antara zaman es - dan membandingkannya dengan periode interglasial yang dialami sekarang ini.
Periode interglasial terakhir berakhir sekitar 115.000 tahun lalu ketika suhu 1 derajat Celcius lebih rendah dari sekarang ini, dan ketinggian laut 6 meter lebih tinggi.
Para ilmuwan mengatakan dengan melihat bagaimana iklim prasejarah menanggapi perubahan alam memberi mereka pengetahuan lebih jauh dalam menentukan tingkat pemanasan global akibat perbuatan manusia bagi dunia sekarang ini.
Pemimpin studi NASA James Hansen mengatakan temuan itu menunjukkan bahwa iklim bumi lebih sensitif daripada yang diperkirakan sebelumnya baru-baru ini. Dia menyebut gagasan untuk membatasi pemanasan global buatan manusia menjadi 2 derajat Celsius lebih tinggi di atas tingkat pra-industri sebagai "bencana."
Catatan Bu Indah SMA NEGERI 1 GRATI
Friday, December 9, 2011
Planet Gliese 581 paling mirip dengan bumi
Ada planet seperti bumi ? ah gak percaya gan… jangan ngaco lah gan. Oke Anda boleh percaya dan boleh tidak percaya, kabarnya para astronom telah menemukan sebuah planet yang dapat dihuni layaknya bumi. Kalau dulu para astronom nasa telah menggembar-gemborkan pemuan planet alien seperti bumi, yang bikin gempar dunia astronomi kini malah ada berita yang lebih menggemparkan.
Tidak dapat kita pungkiri upaya para ahli untuk menemukan alternatif tempat tinggal baru, seandainya bumi kita sudah terlalu full atau ada kejadian besar yang membuat umat manusia harus eksodus misalnya, masih belum berhenti.
Yang terbaru, sejumlah ahli astronomi dari berbagai institusi mengklaim menemukan planet yang paling layak untuk ditinggali insan manusia. Gliese 581g, nama planet itu, planet baru mirip bumi yang berjarak 195 triliun kilometer dari bumi.
“Kalau dilihat kilometernya, jarak itu memang jauh. Tapi, ditilik dari luasnya jagat raya tersebut, jarak itu begitu dekat. Planet itu ada di depan muka kita, persis di sebelah pintu rumah kita,” ujar Steven Vogt, salah seorang penemu dari University of California at Santa Cruz (UCSC).
Kalau manusia bisa membangun kendaraan dengan kecepatan cahaya, planet tersebut bisa ditempuh dalam waktu 200 tahun. Artinya, kalau besok berangkat, yang sampai di sana bisa jadi keturunan keempat kita atau anak cicit kita. “Ini adalah planet Goldilocks pertama yang pernah ditemukan,” ungkap Jim Kasting, ahli dari Penn State University, kepada AP, Kamis (30/9).
Goldilocks adalah zona antara planet dan bintang pusat tata surya yang tidak begitu dekat tapi juga tidak begitu jauh. Seperti matahari dengan bumi, misalnya.
Planet pada zona Goldilocks tidak begitu panas dan tidak membeku. Seperti bumi. Hangat. Nah, planet Gliese 581g yang mengitari bintang Gliese 581 juga seperti itu. Jarak planet dengan bintangnya pas.
“Cuaca terdingin memang di bawah nol. Tapi, dengan sinar bintang, itu bisa diatasi dengan baju berkerah biasa,” timpal Vogt.
Dengan kondisi tersebut, sangat mungkin planet itu mengandung air. Berarti, juga mengandung atmosfer yang bisa mendukung kehidupan. “Kemungkinan untuk hidup di planet itu 100 persen,” ujar Vogt tentang temuan yang dipublikasikan pada National Science Foundation pada Rabu (29/9) tersebut.
Bagaimana saudara ? percayakah kalau itu merupakan planet yang dapat disamakan fungsinya dengan bumi ini. Catatan Bu Indah. SMA NEGERI I GRATI
Tidak dapat kita pungkiri upaya para ahli untuk menemukan alternatif tempat tinggal baru, seandainya bumi kita sudah terlalu full atau ada kejadian besar yang membuat umat manusia harus eksodus misalnya, masih belum berhenti.
Yang terbaru, sejumlah ahli astronomi dari berbagai institusi mengklaim menemukan planet yang paling layak untuk ditinggali insan manusia. Gliese 581g, nama planet itu, planet baru mirip bumi yang berjarak 195 triliun kilometer dari bumi.
“Kalau dilihat kilometernya, jarak itu memang jauh. Tapi, ditilik dari luasnya jagat raya tersebut, jarak itu begitu dekat. Planet itu ada di depan muka kita, persis di sebelah pintu rumah kita,” ujar Steven Vogt, salah seorang penemu dari University of California at Santa Cruz (UCSC).
Kalau manusia bisa membangun kendaraan dengan kecepatan cahaya, planet tersebut bisa ditempuh dalam waktu 200 tahun. Artinya, kalau besok berangkat, yang sampai di sana bisa jadi keturunan keempat kita atau anak cicit kita. “Ini adalah planet Goldilocks pertama yang pernah ditemukan,” ungkap Jim Kasting, ahli dari Penn State University, kepada AP, Kamis (30/9).
Goldilocks adalah zona antara planet dan bintang pusat tata surya yang tidak begitu dekat tapi juga tidak begitu jauh. Seperti matahari dengan bumi, misalnya.
Planet pada zona Goldilocks tidak begitu panas dan tidak membeku. Seperti bumi. Hangat. Nah, planet Gliese 581g yang mengitari bintang Gliese 581 juga seperti itu. Jarak planet dengan bintangnya pas.
“Cuaca terdingin memang di bawah nol. Tapi, dengan sinar bintang, itu bisa diatasi dengan baju berkerah biasa,” timpal Vogt.
Dengan kondisi tersebut, sangat mungkin planet itu mengandung air. Berarti, juga mengandung atmosfer yang bisa mendukung kehidupan. “Kemungkinan untuk hidup di planet itu 100 persen,” ujar Vogt tentang temuan yang dipublikasikan pada National Science Foundation pada Rabu (29/9) tersebut.
Bagaimana saudara ? percayakah kalau itu merupakan planet yang dapat disamakan fungsinya dengan bumi ini. Catatan Bu Indah. SMA NEGERI I GRATI
Meteor Crater Helps Unlock Planetary History
The Barringer meteorite crater — known popularly as "Meteor Crater" — near Winslow, Ariz., was formed some 50,000 years ago in the flat-lying sedimentary rocks of the Southern Colorado Plateau in Arizona. Now, scientists are using the crater to study mysteries near and far.
This out-of-the-blue geological feature is considered a prime example of a young, well-preserved and well-documented simple impact crater.
That means it represents one of the most common morphological features on planetary surfaces, both on Earth, and elsewhere in our solar system. Scientists are using this crater to probe not just our own planetary history, but the mechanics of space rock impacts throughout the universe.
Meteor Crater is one of very few impact sites on our planet where the geologic details of crater excavation and ejecta emplacement are preserved. While the outline of most simple craters is circular, the shape of Arizona's Meteor Crater strongly deviates from a circle and resembles a quadrangle. [Fallen Stars: A Gallery of Famous Meteorites]
"Hole Earth" catalog
The bowl-shape crater is surprisingly well preserved by terrestrial standards. That makes it a "kiss and tell" terrestrial feature that is being plumbed by researchers far and wide.
The crater is roughly 0.75 miles (1.2 kilometers) in diameter. That giant hole in the ground sports a rim that rises up to 196 feet (60 meters) above the surrounding landscape. The crater floor falls to a depth of 590 feet (180 meters).
The upper crater walls have average slopes of 40 to 50 degrees, although they also include vertical to near-vertical cliffs. The rock ejected from the crater forms a debris blanket that slopes away from the crater rim out to a distance of 0.6 miles (1 km).
This impact crater is viewed as a treasured scientific site, not only here on Earth but in shaping future moon and Mars exploration plans. It has become a training ground for astronauts and robot hardware as well as a learning lab for planetary geologists who are investigating impact cratered terrains on other planets.
Indeed, it's a "hole Earth catalog" of processes that keeps on giving.
Honing exploration skills
When a cosmic interloper slammed into Earth tens of thousands of years ago, more than 175 million metric tons of rock were excavated and deposited on the crater rim and the surrounding terrain in a matter of a few seconds, said David Kring, a senior staff scientist and geologist at the Lunar and Planetary Institute in Houston.
Kring has been engaged in studies of the crater for decades. He uses the site as a teaching tool for students, as well as a locale for honing the exploration skills to lunge beyond Earth.
"Those rocks and the processes they record remain the focus of our studies next year," Kring told SPACE.com. "At the same time, we will conduct training activities that are designed to enhance the success of exploration of the moon and planetary surfaces throughout the solar system."
There are a lot of activities at the crater, Kring said. He made two trips there in October alone, he added.
Training ground
First of all, the crater is being used to instruct postdoctoral researchers in the field of lunar science, as well as educate graduate students who are studying impact craters on the moon, Mars, and elsewhere.
Furthermore, Kring added, Meteor Crater is being used to tutor astronauts for planetary surface operations, which require different talents than those needed for past space shuttle flights and work on the International Space Station.
In terms of active research, the crater is telling the story of how material is ejected and deposited after a space rock impact. Its revelations have implications for craters on all planetary surfaces.
Moreover, research at the site is being conducted to determine how water produces gullies and otherwise erodes the crater. This could help scientists interpret observations of Mars.
Research is also being conducted at Meteor Crater, Kring said, to refine the age of the impact event itself. This work will help calibrate isotopic systems to date geologic events that occur elsewhere in the world.
Lastly, the crater is providing an on-the-spot opportunity for evaluating the design of traverses and geologic station activities on the moon, Mars and other exploration destinations.
New questions
There are still many open scientific questions about the crater itself.
Kring said that an important remaining problem is that the trajectory of the impacting iron asteroid and the damage it caused to Earth's crust beneath the crater floor remain a mystery.
"Both might be solved with a shallow drilling campaign," Kring said.
Overall, there is still much work to do, Kring said.
"As we push farther into the solar system, new questions are constantly being developed and require an assessment of new ideas at the world's best preserved impact crater," he said. "Thus, the crater is important for what it can tell us now, but is also important for what it will tell us as we continue to explore beyond low-Earth orbit."
According to Brad Andes, president of Meteor Crater Enterprises, Inc., this year the crater attracted roughly 225,000 visitors.
"We are excited about the fact that Meteor Crater has had a very important role as a science research laboratory in the past, but what is even more exciting is that almost every year, researchers request a visit to the crater because of a 'new' question that has been asked," Andes told SPACE.com. "And the answer to that question may live in the crater. This has been happening for decades. I am sure it will continue to happen for many more decades and possibly even centuries."
There's also potential research at Meteor Crater investigating historical weather events. That information could even have a voice in the global warming debate, Andes said.
"It is humbling to consider the fact that every day researchers get to work at a place that may be viewed as the Rosetta Stone for astrogeological research," he said. "This clearly illustrates the need to preserve it to the greatest degree possible while allowing legitimate research to happen here."
Leonard David has been reporting on the space industry for more than five decades. He is a winner of this year's National Space Club Press Award and a past editor-in-chief of the National Space Society's Ad Astra and Space World magazines. He has written for SPACE.com since 1999.
Catatan Bu Indah SMA NEGERI 1 GRATI
This out-of-the-blue geological feature is considered a prime example of a young, well-preserved and well-documented simple impact crater.
That means it represents one of the most common morphological features on planetary surfaces, both on Earth, and elsewhere in our solar system. Scientists are using this crater to probe not just our own planetary history, but the mechanics of space rock impacts throughout the universe.
Meteor Crater is one of very few impact sites on our planet where the geologic details of crater excavation and ejecta emplacement are preserved. While the outline of most simple craters is circular, the shape of Arizona's Meteor Crater strongly deviates from a circle and resembles a quadrangle. [Fallen Stars: A Gallery of Famous Meteorites]
"Hole Earth" catalog
The bowl-shape crater is surprisingly well preserved by terrestrial standards. That makes it a "kiss and tell" terrestrial feature that is being plumbed by researchers far and wide.
The crater is roughly 0.75 miles (1.2 kilometers) in diameter. That giant hole in the ground sports a rim that rises up to 196 feet (60 meters) above the surrounding landscape. The crater floor falls to a depth of 590 feet (180 meters).
The upper crater walls have average slopes of 40 to 50 degrees, although they also include vertical to near-vertical cliffs. The rock ejected from the crater forms a debris blanket that slopes away from the crater rim out to a distance of 0.6 miles (1 km).
This impact crater is viewed as a treasured scientific site, not only here on Earth but in shaping future moon and Mars exploration plans. It has become a training ground for astronauts and robot hardware as well as a learning lab for planetary geologists who are investigating impact cratered terrains on other planets.
Indeed, it's a "hole Earth catalog" of processes that keeps on giving.
Honing exploration skills
When a cosmic interloper slammed into Earth tens of thousands of years ago, more than 175 million metric tons of rock were excavated and deposited on the crater rim and the surrounding terrain in a matter of a few seconds, said David Kring, a senior staff scientist and geologist at the Lunar and Planetary Institute in Houston.
Kring has been engaged in studies of the crater for decades. He uses the site as a teaching tool for students, as well as a locale for honing the exploration skills to lunge beyond Earth.
"Those rocks and the processes they record remain the focus of our studies next year," Kring told SPACE.com. "At the same time, we will conduct training activities that are designed to enhance the success of exploration of the moon and planetary surfaces throughout the solar system."
There are a lot of activities at the crater, Kring said. He made two trips there in October alone, he added.
Training ground
First of all, the crater is being used to instruct postdoctoral researchers in the field of lunar science, as well as educate graduate students who are studying impact craters on the moon, Mars, and elsewhere.
Furthermore, Kring added, Meteor Crater is being used to tutor astronauts for planetary surface operations, which require different talents than those needed for past space shuttle flights and work on the International Space Station.
In terms of active research, the crater is telling the story of how material is ejected and deposited after a space rock impact. Its revelations have implications for craters on all planetary surfaces.
Moreover, research at the site is being conducted to determine how water produces gullies and otherwise erodes the crater. This could help scientists interpret observations of Mars.
Research is also being conducted at Meteor Crater, Kring said, to refine the age of the impact event itself. This work will help calibrate isotopic systems to date geologic events that occur elsewhere in the world.
Lastly, the crater is providing an on-the-spot opportunity for evaluating the design of traverses and geologic station activities on the moon, Mars and other exploration destinations.
New questions
There are still many open scientific questions about the crater itself.
Kring said that an important remaining problem is that the trajectory of the impacting iron asteroid and the damage it caused to Earth's crust beneath the crater floor remain a mystery.
"Both might be solved with a shallow drilling campaign," Kring said.
Overall, there is still much work to do, Kring said.
"As we push farther into the solar system, new questions are constantly being developed and require an assessment of new ideas at the world's best preserved impact crater," he said. "Thus, the crater is important for what it can tell us now, but is also important for what it will tell us as we continue to explore beyond low-Earth orbit."
According to Brad Andes, president of Meteor Crater Enterprises, Inc., this year the crater attracted roughly 225,000 visitors.
"We are excited about the fact that Meteor Crater has had a very important role as a science research laboratory in the past, but what is even more exciting is that almost every year, researchers request a visit to the crater because of a 'new' question that has been asked," Andes told SPACE.com. "And the answer to that question may live in the crater. This has been happening for decades. I am sure it will continue to happen for many more decades and possibly even centuries."
There's also potential research at Meteor Crater investigating historical weather events. That information could even have a voice in the global warming debate, Andes said.
"It is humbling to consider the fact that every day researchers get to work at a place that may be viewed as the Rosetta Stone for astrogeological research," he said. "This clearly illustrates the need to preserve it to the greatest degree possible while allowing legitimate research to happen here."
Leonard David has been reporting on the space industry for more than five decades. He is a winner of this year's National Space Club Press Award and a past editor-in-chief of the National Space Society's Ad Astra and Space World magazines. He has written for SPACE.com since 1999.
Catatan Bu Indah SMA NEGERI 1 GRATI
Monday, December 5, 2011
SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya alam di Indonesia adalah segala potensi alam yang dapat dikembangkan untuk proses produksi. Sumber daya alam ialah semua kekayaan alam baik berupa benda mati maupun benda hidup yang berada di bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Proses terbentuknya sumber daya alam di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain :
1. Secara astronomis, Indonesia terletak di daerah tropik dengan curah hujan tinggi menyebabkan aneka ragam jenis tumbuhan dapat tumbuh subur. Oleh karena itu Indonesia kaya akan berbagai jenis tumbuhan.
2. Secara geologis, Indonesia terletak pada pertemuan jalur pergerakan lempeng tektonik dan pegunungan muda menyebabkan terbentuknya berbagai macam sumber daya mineral yang potensial untuk dimanfaatkan.
3. Wilayah lautan di Indonesia mengandung berbagai macam sumber daya nabati, hewani, dan mineral antara lain ikan laut, rumput laut, mutiara serta tambang minyak bumi.
Persebaran Sumber Daya Alam
Hayati teridiri dari sumber daya alam hewani dan nabati yang tersebar didarat dan laut selain hutan yang luas, Indonesia memiliki perkebunan dan pertanian tersebar hampir di seluruh Indonesia.
Jumlah dan kualitas sumber daya alam sangat banyak dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia selain itu kualitasnya pun sangat bagus sehingga dapat diekspor di berbagai negara sehingga dapat memenuhi devisa negara.
Jenis sumber daya alam yang diekspor seperti minyak bumi, gas alam dan bahan tambang lainnya serta hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan pariwisata selain itu hasil industri juga dapat diekspor keluar negeri.
Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan salah satu modal dasar pembangunan. Sebagai modal dasar, sumber daya alam harus dimanfaatkan sepenuh-penuhnya tetapi dengan cara yang tidak merusak. Oleh karena itu, cara-cara yang dipergunakan harus dipilih yang dapat memelihara dan mengembangkan agar modal dasar tersebut makin besar manfaatnya untuk pembangunan dimasa datang.
Tenaga ahli memanfaatkan sumber daya alam dengan teknologi yang canggih. Tenaga ahli yang bermutu akan menghasilkan bibit yang bermutu dan menghasilkan tanaman yang berkualitas dan menghasilkan industri yang berkualitas.
Teknologi yang digunakan beserta alat-alatnya yang berkembang dengan pesat dapat mempercepat dan mempermudah produktivitas alat-alat yang digunakan tenaga ahli Indonesia masih kurang canggih seperti di negara-negara maju tetapi tenaga ahli Indonesia masih bisa menghasilkan sumber daya alam yang memuaskan.
Pencemaran
Terjadi karena ulah manusia sendiri yang menyebabkan berubahnya keadaan alam karena adanya unsur-unsur baru atau meningkatnya sejumlah unsur baru sehingga menyebabkan berbagai jenis pencemaran seperti :
1. Pencemaran udara : hasil limbah industri, limbah pertambangan, asap rokok, asap kendaraan bermotor karena mengeluarkan karbon monoksida, karbon dioksida, belerang dioksida yang menyebabkan udara tercemar dan susah bernafas.
2. Pencemaran suara-suara dapat ditimbulkan dari bisingnya suara mobil, kereta api, pesawat udara dan jet.
3. Pencemaran air dari pembuangan sisa-sisa industri secara sembarangan bisa mencemarkan sungai dan laut.
4. Pencemaran tanah.
Pencemaran dapat dicegah dengan tidak membuang limbah sembarangan seperti pabrik-pabrik yang selalu membuang limbah, mengurangi kendaraan berasap dan mengurangi kebisingan yang ada dan banyak lagi yang lain.
Mengatasi pencemaran
a. Dengan mengadakan penghijauan dan reboisasi, usaha penghijauan dan reboisasi hutan dapat mencegah rusaknya lingkungan yang berhubungan dengan air, tanah dan udara.
b. Dengan membuat sengkedan pada lahan yang miring untuk mencegah erosi dan menjaga kesuburan tanah yang berbukit-bukit dan miring.
c. Pengembangan daerah aliran sungai merupakan daerah peta terhadap kerusakan dan pencemaran karena sering terjadi pengikisan lapisan tanah oleh aliran sungai.
d. Pengelolaan air limbah
- dengan pengaturan lokasi industri agar jauh dari pemukiman penduduk
- mencegah agar saluran air limbah jangan sampai bocor
- industri yang menimbulkan air limbah, diwajibkan memasang peralatan pengendali pencemaran air.
e. Penertiban pembuangan sampah dengan cara sebagai berikut :
1. dibakar
2. untuk makan ternak
3. untuk biogas
4. untuk bahan pupuk
f. Dengan mengadakan daur ulang terhadap bahan-bahan bekas dan sampah organik.
Catatan Bu Indah SMA 1 GRATI
Sunday, December 4, 2011
BLACK HOLE
Black Hole adalah titik akhir evolusi bintang paling sedikit 10 sampai 15 kali besar seperti Matahari. Jika bintang yang besar atau lebih besar mengalami ledakan supernova, mungkin meninggalkan sisa-sisa terbakar cukup besar bintang. Dengan ada kekuatan luar untuk melawan gaya gravitasi, sisa-sisa akan runtuh ke dalam dirinya sendiri. Bintang itu akhirnya ambruk ke titik nol volume dan kepadatan tak terbatas, menciptakan apa yang dikenal sebagai "singularitas." Sekitar singularitas adalah wilayah dimana gaya gravitasi begitu kuat sehingga bahkan cahaya tidak dapat melarikan diri. Dengan demikian, informasi tidak dapat mencapai kita dari daerah ini. Oleh karena itu disebut lubang hitam, dan permukaannya disebut "event horizon." Tapi bertentangan dengan mitos populer, sebuah lubang hitam tidak pembersih kosmik. Jika matahari kita tiba-tiba diganti dengan lubang hitam massa yang sama, orbit Bumi mengelilingi Matahari akan berubah. Tentu saja, suhu bumi akan berubah, dan tidak akan ada angin surya atau badai magnetik matahari mempengaruhi kita. Untuk menjadi "sucked" ke dalam lubang hitam, seseorang harus menyeberangi dalam radius Schwarzschild. Pada radius ini, kecepatan melarikan diri adalah sama dengan kecepatan cahaya, dan sekali cahaya melewati, bahkan tidak dapat melarikan diri. Jika Matahari diganti dengan lubang hitam yang memiliki massa sama dengan Matahari, jari-jari Schwarzschild akan menjadi 3 km (dibandingkan dengan jari-jari Matahari hampir 700.000 km). Oleh karena itu Bumi harus menjadi sangat dekat dengan terjebak dalam lubang hitam di pusat Tata Surya kita. Jika kita tidak dapat melihat mereka, bagaimana kita tahu mereka ada? Karena lubang hitam bintang kecil (hanya beberapa untuk beberapa puluhan kilometer dengan diameter), dan cahaya yang akan memungkinkan kita untuk melihat mereka tidak dapat melarikan diri, sebuah lubang hitam mengambang sendirian di ruang akan sulit, jika tidak mustahil, untuk melihat di spektrum visual. Namun, jika sebuah lubang hitam melewati awan antarbintang materi, atau dekat dengan bintang lain "normal", lubang hitam bisa menciptakan materi menjadi dirinya sendiri. Sebagai masalah jatuh atau ditarik menuju lubang hitam, itu keuntungan energi kinetik, memanas dan diperas oleh kekuatan-kekuatan pasang surut. Pemanasan mengionisasi atom, dan ketika atom mencapai beberapa juta Kelvin, mereka memancarkan sinar-X. Sinar-X dikirim ke luar angkasa sebelum masalah tersebut melintasi radius Schwarzschild dan crash ke singularitas. Jadi kita dapat melihat emisi sinar-X.
HDE 226868 Pendamping optik lubang hitam kandidat Cygnus X-1 Biner sumber sinar-X juga tempat untuk menemukan kandidat kuat lubang hitam. Sebuah bintang pendamping merupakan sumber yang sempurna dari bahan infalling untuk lubang hitam. Sebuah sistem biner juga memungkinkan perhitungan massa kandidat lubang hitam. Setelah massa ditemukan, dapat ditentukan jika calon adalah bintang neutron atau lubang hitam, karena bintang-bintang neutron selalu memiliki massa sekitar 1,5 kali massa Matahari. Tanda lain dari kehadiran lubang hitam adalah variasi acak atas dipancarkan sinar-X. Hal infalling yang memancarkan sinar-X tidak jatuh ke dalam lubang hitam pada tingkat yang stabil, tapi agak lebih sporadis, yang menyebabkan variasi diamati dalam intensitas sinar-X. Selain itu, jika sumber sinar-X adalah dalam sistem biner, dan kita melihatnya dari sudut tertentu, sinar-X akan secara berkala dipotong sebagai sumber yang terhalang oleh bintang pendamping. Ketika mencari kandidat lubang hitam, semua hal ini diperhitungkan. Banyak X-ray satelit telah mengamati langit untuk X-ray sumber yang mungkin menjadi kandidat lubang hitam. Cygnus X-1 (cyg X-1) adalah terpanjang dikenal dari kandidat lubang hitam. Ini adalah sumber yang sangat variabel dan tidak teratur, dengan emisi sinar-X yang berkedip dalam seratus detik. Sebuah objek tidak bisa berkedip lebih cepat dari waktu yang dibutuhkan untuk cahaya untuk perjalanan di seluruh objek. Dalam seperseratus detik, cahaya perjalanan 3.000 kilometer. Ini adalah seperempat diameter Bumi. Jadi wilayah memancarkan sinar-X sekitar cyg X-1 agak kecil. Pendamping bintangnya, HDE 226868 adalah supergiant B0 dengan suhu permukaan sekitar 31.000 K. spektroskopi pengamatan menunjukkan bahwa garis spektral dari HDE 226868 berosilasi dengan periode 5,6 hari. Dari hubungan massa-luminositas, massa supergiant ini dihitung sebagai 30 kali massa Matahari. Cyg X-1 harus memiliki massa sekitar 7 massa matahari, atau tidak akan mengerahkan cukup menarik gravitasi menyebabkan goyangan pada garis spektrum dari HDE 226868. Estimasi lainnya menempatkan massa cyg X-1 sebanyak 16 massa matahari. Sejak 7 massa matahari terlalu besar untuk menjadi white dwarf atau bintang neutron, itu harus menjadi lubang hitam.
Diagram Cygnus X-1 sistem Sebuah ilustrasi dari Cygnus X-1, menunjukkan bintang pendamping HDE 226868, lubang hitam, materi streaming dari pendamping ke lubang hitam, dan emisi sinar-X di dekat lubang hitam. Sekarang ada sekitar 20 X-ray biner (per awal 2009) dengan lubang hitam yang diketahui (dari pengukuran massa lubang hitam). Yang pertama, X-ray yang disebut transien A0620-00, ditemukan pada tahun 1975, dan massa objek kompak ditentukan pada pertengahan tahun 1980-an lebih besar dari 3,5 massa matahari. Hal ini sangat jelas mengecualikan bintang neutron, yang memiliki massa 1,5 massa matahari dekat, bahkan memungkinkan untuk semua ketidakpastian teoritis dikenal. Kasus terbaik untuk sebuah lubang hitam mungkin V404 Cygni, yang kompak bintang setidaknya 10 massa matahari. Ada tambahan 20 sinar-X binari yang mungkin mengandung lubang hitam - perilaku mereka adalah sama dengan lubang hitam dikonfirmasi, tetapi pengukuran massa belum mungkin. Catatan Bu Indah Geografi SMA Negeri 1 Grati
HDE 226868 Pendamping optik lubang hitam kandidat Cygnus X-1 Biner sumber sinar-X juga tempat untuk menemukan kandidat kuat lubang hitam. Sebuah bintang pendamping merupakan sumber yang sempurna dari bahan infalling untuk lubang hitam. Sebuah sistem biner juga memungkinkan perhitungan massa kandidat lubang hitam. Setelah massa ditemukan, dapat ditentukan jika calon adalah bintang neutron atau lubang hitam, karena bintang-bintang neutron selalu memiliki massa sekitar 1,5 kali massa Matahari. Tanda lain dari kehadiran lubang hitam adalah variasi acak atas dipancarkan sinar-X. Hal infalling yang memancarkan sinar-X tidak jatuh ke dalam lubang hitam pada tingkat yang stabil, tapi agak lebih sporadis, yang menyebabkan variasi diamati dalam intensitas sinar-X. Selain itu, jika sumber sinar-X adalah dalam sistem biner, dan kita melihatnya dari sudut tertentu, sinar-X akan secara berkala dipotong sebagai sumber yang terhalang oleh bintang pendamping. Ketika mencari kandidat lubang hitam, semua hal ini diperhitungkan. Banyak X-ray satelit telah mengamati langit untuk X-ray sumber yang mungkin menjadi kandidat lubang hitam. Cygnus X-1 (cyg X-1) adalah terpanjang dikenal dari kandidat lubang hitam. Ini adalah sumber yang sangat variabel dan tidak teratur, dengan emisi sinar-X yang berkedip dalam seratus detik. Sebuah objek tidak bisa berkedip lebih cepat dari waktu yang dibutuhkan untuk cahaya untuk perjalanan di seluruh objek. Dalam seperseratus detik, cahaya perjalanan 3.000 kilometer. Ini adalah seperempat diameter Bumi. Jadi wilayah memancarkan sinar-X sekitar cyg X-1 agak kecil. Pendamping bintangnya, HDE 226868 adalah supergiant B0 dengan suhu permukaan sekitar 31.000 K. spektroskopi pengamatan menunjukkan bahwa garis spektral dari HDE 226868 berosilasi dengan periode 5,6 hari. Dari hubungan massa-luminositas, massa supergiant ini dihitung sebagai 30 kali massa Matahari. Cyg X-1 harus memiliki massa sekitar 7 massa matahari, atau tidak akan mengerahkan cukup menarik gravitasi menyebabkan goyangan pada garis spektrum dari HDE 226868. Estimasi lainnya menempatkan massa cyg X-1 sebanyak 16 massa matahari. Sejak 7 massa matahari terlalu besar untuk menjadi white dwarf atau bintang neutron, itu harus menjadi lubang hitam.
Diagram Cygnus X-1 sistem Sebuah ilustrasi dari Cygnus X-1, menunjukkan bintang pendamping HDE 226868, lubang hitam, materi streaming dari pendamping ke lubang hitam, dan emisi sinar-X di dekat lubang hitam. Sekarang ada sekitar 20 X-ray biner (per awal 2009) dengan lubang hitam yang diketahui (dari pengukuran massa lubang hitam). Yang pertama, X-ray yang disebut transien A0620-00, ditemukan pada tahun 1975, dan massa objek kompak ditentukan pada pertengahan tahun 1980-an lebih besar dari 3,5 massa matahari. Hal ini sangat jelas mengecualikan bintang neutron, yang memiliki massa 1,5 massa matahari dekat, bahkan memungkinkan untuk semua ketidakpastian teoritis dikenal. Kasus terbaik untuk sebuah lubang hitam mungkin V404 Cygni, yang kompak bintang setidaknya 10 massa matahari. Ada tambahan 20 sinar-X binari yang mungkin mengandung lubang hitam - perilaku mereka adalah sama dengan lubang hitam dikonfirmasi, tetapi pengukuran massa belum mungkin. Catatan Bu Indah Geografi SMA Negeri 1 Grati
Saturday, December 3, 2011
Subscribe to:
Posts (Atom)